Minggu, 09 Mei 2010

Telkom akan Tetap Kembangkan Bisnis Satelit


Telkom akan Tetap Kembangkan Bisnis Satelit



Jakarta, 16 Agustus 2006 - PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) akan terus mengembangkan bisnis satelit di Indonesia. Kondisi geografis wilayah Nusantara yang luas dan tersebar dalam gugusan pulau-pulau membuat peran satelit tetap strategis, baik dari sisi bisnis maupun kedaulatan wilayah.

Demikian dinyatakan Wakil Direktur Utama Telkom Garuda Sugardo dalam rangka memperingati 30 tahun satelit di Indonesia yang jatuh pada 16 Agustus 2006. "Keputusan Indonesia untuk membeli satelit pada tahun 1976 adalah keputusan yang tepat dan memberikan dampak jangka panjang yang menguntungkan bagi kita sebagai Bangsa Indonesia," ujar Garuda.

Diluncurkannya Satelit Palapa milik Telkom pada 1976 terbukti telah mendorong perubahan di berbagai sektor. Satelit membuat komunikasi di seluruh Indonesia makin mudah. Satelit juga telah mendorong pola transaksi bisnis yang lebih maju. Melalui satelit, misalnya, maka transaksi ATM/bank dapat berlangsung real time.

Melalui satelit, lanjut Garuda, seluruh wilayah Indonesia dapat melihat TV dan radio di manapun berada dengan biaya yang murah (TVRO dengan harga ~ Rp. 1 juta), sehingga penyebaran informasi dan pertukaran budaya sangat cepat dan langsung dapat dilihat.

Tahun 1976 merupakan awal ketika seluruh bangsa Indonesia mulai dapat menikmati TVRI (dari Sabang sampai Merauke). Kemudian di awal tahun 1980an, kehadiran satelit mampu mendorong otomatisasi telepon berlangsung makin cepat dan merata, sehingga pada awal 1990an, otomatisasi tersebut menyentuh seluruh kabupaten di Indonesia.

Awal 1990an, Telkom mempunyai 3 satelit, kemudian 1 satelit beserta pelanggannya (yaitu PALAPA B2P) dialihkelolakan ke Satelindo dan sekarang dioperasikan Indosat. Pada waktu hampir bersamaan, Telkom ikut mendukung dan mempunyai saham di operator satelit PT PSN, Satelindo dan operator VSAT ( Versy Small Aperture Terminal ) lainnya.

Pertengahan 1990an, berdirilah payTV - DTH ( Direct to Home ) pertama di Indonesia. Awal 2000, Telkom mendirikan TelkomVision yang menggunakan satelit TELKOM-1. Kini tercatat ada 3 payTV yang menggunakan satelit, termasuk TelkomVision. Perkembangan yang terjadi, jaringan telekomunikasi dan TV sudah semakin luas.

Sementara itu seluler sudah mencakup semua kabupaten dalam waktu singkat. Jumlah pelanggan GSM saat ini mencapai 55 juta dan 29.3 juta di antaranya merupakan pelanggan Telkomsel, anak perusahaan Telkom (SemesterI/2006). Penetrasi yang cepat terjadi antara lain karena dukungan satelit yang memiliki jangkauan sangat luas.

Sekarang, kata Garuda, seluruh kabupaten (414 kabupaten) sudah dapat menikmati telekomunikasi, baik telepon tetap, GSM, bahkan Internet. Di akhir 2009, 70 ribu-an desa diperkirakan akan dapat saling berkomunikasi, di antaranya karena menggunakan satelit.

Ke depan, menurut Garuda Sugardo, peran satelit di Indonesia masih sangat penting mengingat Indonesia adalah negara kepulauan (l.k. 17.000 pulau) yang perlu membangun berbagai infrastrutur. Karena satelit bersifat broadcast (cakupan luas) dan cepat, maka dalam mendukung pembangunan, satelit merupakan pilihan teknologi komunikasi yang penting.

Dalam kaitan penetrasi Internet, Garuda mengatakan bahwa karena satelit merupakan sarana transmisi, maka kita bisa mengirim semua jenis layanan multimedia, di antaranya TV, telepon, video conference dan Internet. Internet sekarang sudah banyak digunakan di ibukota kabupaten, dan berkembang dengan baik misalnya di Merauke, Sabang dan kabupaten-kabupaten lainnya.

Secara bisnis, peluang satelit masih terbuka lebar. "Yang diperlukan sekarang adalah komitmen dan fokus, baik dari sisi operator satelit maupun regulasi," ujar Garuda.


sumber:http://www.telkom.co.id/pojok-media/siaran-pers/30-tahun-satelit-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iLoVE my BLOG

In1lah hasil blog kami (ikhsan&nando)dan silahkan utk melihatnya...